khutbah


TIPUAN DUNIA
Oleh Khairul Hadi, S.Ag.
Jamaah juma’at rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kehadirat Allah swt. dengan senantiasa melaksanakan segala perintah Nya dan menjauhi segala larangan Nya.
Dunia adalah sarana dan jembatan menuju akhirat. Karena itu, kita mestinya bertindak bijak ketika melintas di atasnya.  Banyak  jebakan yang siap menjebak dan memperdayakan kita. Begitu banyak orang yang tertipu, begitu banyak  orang yang tersandung. Dunia dijadikan sebagai tujuan hidup padahal sudah nyata baginya bahwa dunia itu hanya sesaat . Memang, dunia dengan segala hiruk-pikuk dan kemegahannya sering membuat kita menjadi tercengang dan berdecak kagum. Indah dan serasa kita ingin hidup selamanya. 
Akan Tetapi, fakta membuktikan. Begitu banyak orang yang sudah  berlalu dan kini tinggal nama. Banyak kerajaan dan kejayaan masa lalu yang kini tinggal cerita. Tinggallah  puing-puing istana-istana yang hanya bisa diteliti oleh para arkeolog. Fir’aun dengan kecongkakannya hingga memproklamirkan dirinya jadi Tuhan.  Tuhan pun mematahkan kesombongan Fir’aun dengan menenggelamkannya di Llaut Merah beserta bala tentaranya. Begitu juga Qarun dengan harta bendanya yang melimpah yang membuatnya lupa dan ingkar kepada Tuhan. Pada akhirnya Allah pun menenggelamkannya ke dalam bumi beserta semua harta kekayaannya. Begitulah, dan masih banyak lagi cerita masa lalu yang kalau kita simak tentu tak akan habis-habisnya.
Bagi orang beriman cerita masa lalu itu dengan pahit manisnya adalah sebagai pelajaran baginya hingga dia menjadi hati-hati di dalam menapaki dunia ini, menikmati dan mengecapnya namun tidak keluar dari  rambu-rambu aturan Tuhan.
Kalau kita mau berfikir sedikit saja, betapa dunia ternyata tidak pernah membuat kita puas. Semakin diteguk semakin membuat kita kehausan.  Semakin  disantap semakin membuat kita kelaparan. Kian  harta  ditumpuk  dan bertambah justeru terasa semakin berkurang. Dunia memang tidak pernah membuat hati terpuaskan, malah berakibat sebaliknya hati akan semakin gersang dan semakin menderita. Itu bisa dimengerti karena hati tak pernah siap menerima dunia. Hati tak akan sanggup bila harus memanggul sawah dan ladang. Hati tak akan rela bila dijejali bisnis dan perniagaan. Hati kan merintih bila  pangkat dan jabatan menggurita membelitnya. Hati kan sakit parah bila dunia ditumpuk di dalamnya. Karena sesungguhnya hati hanya dipersiapkan Allah sebagai tempat disebut-sebut namanya, memuja  dan menyembah-Nya  dengan penuh cinta, ketundukan dan keikhlasan.  
Bukankah Rasulullah saw. bersabda : Qalbun mu’minina baitullah (hati orang beriman rumah Allah).
Artinya, di hati orang beriman nama Allah selalu terucap dan terpatri.
Bagi orang beriman, dunia adalah sarana dan ladang amal untuk meraih kebahagiaan akhirat kelak  di bawah naungan ridho Allah Rabbul Jalali. Cukuplah dunia ada dalam genggaman, dunia melayaninya, dunia takluk dan bertekuk lutut padanya. Dengan kata lain, dunia ada dalam kendali pikir sehingga dia jadikan dunia sebagai sarana pengabdian kepada Allah swt. Dunia tak diberikan masuk apalagi bercokol dalam hatinya.Allah s wt. berfirman : yang artinya :
 “ Hai orang-orang yangberiman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr: 18 )
Jamaah jum’at yang berbahagia,
Kini dunia semakin maju. Gemerlapnya menyilaukan setiap mata. Tetes-tetes madunya membuat lidah semakin menjulur, mengecap dan menikmati seakan tak mau henti. Telinga dimanjakan dengan alunan musik yang membuai. Dinikmati alunannya  di tempat tidur, di kendaraan ataupun di tempat kerja. Tiada hari tanpa musik. Anak-anak muda begitu hapal setiap lirik lagu. Lebih hapal daripada mata pelajaran sekolahnya atau dari ayat-ayat Al-Qur’an yang merupakan kitab suci agamanya. Ironis memang, tapi begitulah kenyataannya. Tak hanya itu, maksiat dan kejahatan merajalela di mana-mana. Mata dimanja memandang dengan syahwat, lidah diumbar berkata tanpa kendali, tangan mengayun kaki melangkah menuju maksiat, pikiran jorok penuh tipu muslihat, dan hatipun kosong tanpa zikrullah. Maka tak usah heran bila hati tak begitu tertarik untuk ibadah, karena hati  telah menjadi hitam, keruh dan keras karena dosa-dosa yang telah kita perbuat. Kita berlindung dari keadaan hati yang disinyalir Allah dalam Al-Qur’an yang artinya:

  Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. .(QS. Al Baqarah : 74)
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa di abad iptek yang canggih ini, akal manusia telah mengalami kemajuan pesat, bahkan sepanjang sejarah umat manusia, kemajuan sains dan teknologi belum pernah bisa dicapai setinggi abad ini untuk dinikmati sepuas-puasnya. Namun sayang, hati dan jiwa manusia justeru ditelantarkan menjadi lemah dan rapuh, serta dibiarkan semakin menjauh dari kebutuhan fitrahnya, yaitu terjalinnya hablumminallah dan hablumminannas.
Hati adalah raja dalam kerajaan tubuh manusia. Maka, tatkala hati ini sakit tentu akan membuat semua sistem tidak akan berjalan normal. Karena hati adalah raja maka seyogyanyalah hati dipelihara, dirawat dan dibersihkan dari berbagai penyakit, seperti ujub, riya’, sum’ah, sombong, iri hati, dengki, cinta dunia dan lain sebagainya. Begitu banyak penyakit hati namun Rasulullah saw. Telah memberitahukan obatnya dengan sabdanya: Syifa’ul qulub zikrullah (obat hati adalah ingat kepada Allah).
Hati yang sehat akan senantiasa damai dan tenteram. Hidupnya penuh optimism tidak mudah kesal dan galau. Dia yang menguasai keadaan bukan dia yang dikuasai oleh keadaan. Dia yang menguasai napsu bukan dia yang dikuasai napsu. Dia yang menggenggam dunia bukan dia yang digenggam dunia. Hidup ini begitu berarti baginya sehingga dia tidak menyianyiakan dirinya untuk hal-hal yang yang tidak di ridhoi Tuhan. Kalau sudah demikian keadaannya, maka Allah menjadi tujuannya. Rasulullah saw.menjadi teladan dalam hidupnya. Dunia menjadi syurga sebelum syurga sebenarnya. Bumi menjadi masjid baginya. Rumah, kantor, meja kerja, kamar tidur, sawah ladang hamparan sajadah baginya. Kalau dia bicara mengandung dakwah. Kalau dia diam, maka diamnya mengandung zikir. Napasnya menjadi tasbih. Pancainderanya terjaga. Pikirannya baik sangka; tidak sinis tidak pesimis dan tidak suka memvonis. Hatinya diam-diam berdoa. Tangannya memberi. Kakinya berjuang, tidak melangkah sia-sia. Kekuatannya silaturrahmi. Kerinduannya tegaknya syari’at Allah untuk itu sabar dan menyayangi sebagai strateginya. Kesibukannya asyik memperbaiki diri, tidak tertarik mencari kekurangan apalagi   aib orang lain.
Kalau demikian halnya, maka jadilah dia sebagai manusia yang menjalankan dua pungsinya. Yang pertama sebagai abdi Allah dan yang kedua sebagai khalifah Allah di bumi. Allah swt. Berfirman :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Ayat ini menunjukkan fungsi pertama manusia yaitu mengabdi dan beribadah kepada Allah dalam setiap waktu dan keadaan hal ini sesuai dengan ayat al Quran yang berbunyi :

_
Ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring (QS. An-Nisa: 103)

Selanjutnya dalam firman Allah yang artinya :šŸ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Dari ayat di atas mengandung pengertian bahwa tatkala kita menjalankan fungsi kekhalifahan kita maka hendaknya dibarengi dengan semangat ubudiyah yang menjiwai setiap aktifitas kehidupan. Dengan demikian maka setiap apapun yang kita lakukan akan selalu bernilai ibadah pada pandangan Allah swt.

Akhirnya pada Allah jualah kita berserah karena hanya Dia yang maha Perkasa. Kita yang lemah maka padanya kita mohon kekuatan. Kita yang hina maka pada Nya kita berharap kemuliaan. Kita yang dalam kegelapan maka pada Nya kita meminta cahaya hidayah. Kita yang kotor penuh noda dosa maka padaNya kita memohon disucikan. Kita berharap agar jangan dunia menutupi dan menimbuni hati kita. Ya Allah jangan biarkan dunia yang kecil ini menghalangi kami untuk menyaksikan kemaha besaranMu. Ya Allah jangan biarkan nafsu rendah kami menghalangi kami untuk menghampiri kemahatinggianMu. Ya Allah jangan biarkan syahwat hina kami membuat kami semakin jauh dari Engkau yang Maha Mulia. Amin ya Rabbal ‘alamin.
Barakallahu li walakum fil qur’anil karim wana fa’ani wa iyakum bil aayati wadzikril hakim. A’udzubillahiminasysyaithanirrajim Ya ayyuhalladzina amanuttaqullaha haqqatu qatih wala tamutunna illa wa antum muslimun. Waqul rabbigfir warham wa anta khairurrahimin.